PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
1
Nama : 1. Abdul Muhlis {
C1G016001 }
2. Adelia Kusuma Ningrum {
C1G016002 }
3. Agustini { C1G016003 }
4. Ahmad Afandi { C1G016004 }
5. Alpian Bukhari { C1G016005 } 6. Alya Hayani Izzati { C1G016006 }
7. Amriyan Septepawan { C1G016007 }
8. Ana Mariani { C1G016008 }
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2017
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan ini disusun dan disahkan sebagai
salahsatu bukti telah menyelesaikan praktikum dan syarat untuk mengikuti Respon
Akhir.
Mataram, 14 Juni 2017
Penyusun,
Abdul Muhlis Adelia Kusuma N.
NIM.C1G016001 NIM.C1G016002
Agustini Ahmad
Affandi
NIM.C1G016003 NIM.C1G016004
Alpian Bukhari Alya
Hayani Izzati
NIM.C1G016005 NIM.C1G016006
Amriyan Septepawan Ana Mariani
NIM. C1G016007 NIM.C1G016008
Menyetujui,
Asisten Praktikum
Putri Cahyaning Pertiwi
NIM.C1M014168
KATA PENGANTAR
Puji
syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, fan
hidayahnya sehingga Laporan Tetap Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah
untuk lebih memahami lagi tentang Dasar-dasar Ilmu Tanah. Laporan ini dibuat
berdasarkan hasil praktikum mingguan, kami menyadari bahwa dalam laporan
praktikum ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karna itu, kritik
dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
DAFTAR ISI
SAMPUL
……………………………………………………………………………………. i
HALAMAN
PENGESAHAN ………..……………………………………………………. ii
KATA
PENGANTAR ………………..…………………………………………………… iii
DAFTAR
ISI
………………………………………………………………………………...iv
DAFTAR
TABEL…………………………………………………………………………… v
BAB
I. PENDAHULUAN ……………….……………………………………..……………1
1.1.
Latar Belakang ………………………………………………………………
.1
1.2.
Tujuan..............................................………......................................................
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
……………..…………………………………………… 5
2.1. Kadar Lengas Tanah ………….………………………………………………….
5
2.2. Tekstur Tanah
…………………………………………………………………… 6
2.3. Struktur Tanah
……………………………………………………………………7
2.4. Kemasaman Tanah (pH) ……….…………………………………………………8
2.5. Konsistensi Tanah
………………………………………………………………..9
2.6. Warna Tanah dan Praktikum
lapangan …………………………………………10
BAB
III. METODE PRAKTIKUM ………………………………………………………13
3.1. Waktu dan Tempat………………………………………………………………13
3.2. Alat dan Bahan ………………………….………………………………………13
3.3. Prosedur Praktikum …………………….……………………………………….13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………..17
4.1. Kadar Lengas Tanah
…………………………………………………………….17
4.2. Tekstur Tanah …………………………….……………………………………..19
4.3. Struktur Tanah …………………………….…………………………………….20
4.4. Kemasaman Tanah (pH) …………………….…………………………………..22
4.5. Konsistensi Tanah
………………………………………………………………23
4.6. Warna Tanah dan Praktikum
Lapangan ……….………………………………..25
BAB V. PENUTUP
…………………………………………………………………………28
5.1. Kesimpulan …………………………………….………………………………..28
5.2. Saran …………………………………………….………………………………30
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………………………….31
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1.1. Tabel Hasil Percobaan Kadar
Lengas ……………………………………….17
Tabel
4.2.1. Tabel Hasil Percobaan Tekstur
Tanah ……….………………………………19
Tabel
4.3.1. Tabel Hasil Percobaan Struktur
Tanah ………………………………………20
Tabel
4.4.1. Tabel Hasil Percobaan kemasaman
Tanah ( pH ) ….………………………..22
Tabel
4.5.1. Tabel Hasil Percobaan
konsistensi Tanah ………….………………………..23
Tabel
4.6.1. Tabel Hasil Percobaan Warna
Tanah dan Praktikum Lapangan …………….25
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tanah
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah dapat
dipelajari melalui beberapa disimplin ilmu yaitu, ilmu kimia tanah, fisika
tanah, biologi tanah, mineralogy tanah, klasifikasi tanah, mikrobiologi tanah,
pedologi dan lain-lain. Komponen-komponen penyusun tanah sepeti bahan organik,
mineral, air, dan udara ini tersusun satu sama lain sehingga membentuk tubuh
tanah. Pada umumnya tanah berbeda-beda disetiap tempat, hal ini dipengaruhi
oleh iklim, topografi, bahan induk, dan kandungan air dalam tanah.
Kadar lengas atau kandungan air yang tedapat
didalam tanah ini terikat oleh berbagai kakas (matriks, osmosis, dan kapiler).
Kakas mengikat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan
muatan elektrostatik zarah tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah
dapat berupa persen berat atau persen volume. Lengas sangat berperan penting
dalam proses genesa tanah, keberlangsungan hidup tanaman dan renik tanah.
faktor-fakor yang mempengaruhi kadar lengas tanah adalah iklim, kandungan bahan
orgnik, lempung tanah, dan relief keadaan tanah. Adapun faktor-faktor lain yang
mempengaruhi jenis tanah adalah tekstur tanah dan struktur tanah.
Tekstur
tanah adalah perbandingan relief halus kasarnya fraksi-fraksi debu, liat, dan pasir dalam bentuk persen.
Tekstur tanah sangat erat hubungannya degan kekerasan, permeabilitas,
plastisitas, kesuburan dan produtivitas tanah pada daerah tertentu. Suatu kelas
tekstur mempunyai batasan susunan tertentu dari fraksi pasir, debu dan liat.
Pembagian kelas tekstur tanah menurut USDA dibagi menjadi 12 tekstur tanah.
Tekstur tanah berfungsi menentukan tata air di dalam tanah yaitu berupa
fenetrasi, kecepatan infiltrasi, kemampuan, mengikat air dan ini sangat berguna
bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tekstur tanah adalah iklim, topografi, dan bahan induk. Tekstur tanah bersifat
fisik, selain tekstur tanah struktur tanah juga bersifat fisik.
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu sama lain membentuk agregat dari
hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan partikel pasir,
debu, dan liat yang disusun satu sama lain. Stuktur tanah yang baik adalah
megandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Struktur
seperti ini hanya terdapat pada ruang pori-pori besar dengan perbandingan yang
sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap kekuatan tetesan air
hujan. Struktur tanah terdiri dari granular, remah, tiang, prisma, gumpal, dan
lempung. Tanah berstruktur granular dan remah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah
adalah kandungan bahan organik, aktivitas makhluk hidup, tekstur, prakaran,
organisme, bahan induk dan erosi. Karena struktur dan tekstur tanah termasuk
sifat fisik tanah maka pH tanah termasuk sifat kimia tanah.
Kemasaman
tanah adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman yang dimiliki oleh suatu larutan
dan didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hydrogen (H+) yang
terlarut. Kemasaman pada suatu larutan tanah dikatakan netral jika mengandung pH=7, tapi jika pHnya kurang
dari 7 maka disebut masam atau sebaliknya jika pH lebih dari 7 maka disebut
basa. Skala pH bukanlah skala absolut tapi skala pH bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pHnya tentukan berdasarkan persetujun
internasional. Kemasaman tanah sangat mempengaruhi status ketersedian dan
kesimbangan unsure hara yang dibutuhkan tanaman karena menentukan mudah
tidaknya unsur- unsur hara diserap tanaman. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pH tanah antara lain bahan induk, pengendapan, vegetasi alami,
pertumbuhan tanah, dan kedalaman tanah. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikan
pHnya dengan zat kapur sedangkan tanah yang terlalu basa dapat turunkan dengan
menambahkan zat belarang.
Konsistensi
tanah menunjukan daya kohesi butir-butir
tanah atau gaya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain . Hai ini di
tunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk . Gaya
tersebut misalnya pencngkulan , pembajakan , dan lain sebagainya . Tanah yang
mempunyai konsistensi baik pada umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada
alat pengolah. Penetapan konsistensi tanah
dapat dilakukan dalam tiga kondisi yaitu basah,kering ,dan lembab .
Konsistensi tanah basah merupakan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah di atas kapasitas lapang . Konsistensi lembab merupakan konsistensi tanah
pada kondisi tanah kering udara . Peningkatan konsistensi tanah merupakan harga
mutlakdan sangat peka terhadap keadaan lingkungan . tekanan serta berbagai
keuletan yang mempengaruhi bentuk tanah. Selain menentukan langkah pengolahan
tanah yang tepat konsistensi juga menetukan kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman . Konsistensi mempengaruhi kadar air dan oksigen dalam
tanah yang merupakan kebutuhan sesuai pertumbuhan tanaman.
Warna
tanah juga merupakan sifat fisik tanah selain dari struktur dan tekstur tanah.
Warna tanah juga merupakan salah satu air tanah yang jelas dan mudah dilihat.
Warna tanah juga dapat menjadi menunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani
tanah dan merupakan komponen yang menunjol. Warna tanah sangat ditentukan oleh
luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing
terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan semakin dominan
menentukan warna tanah. Warna tanah dibedakan berdasarkan tiga faktor dasar
berupa komponen warna, yaitu hue, value, dan chroma yang mendasari penyusun
variasi warna pada munsell soil colour chart. Hue adalah warna spectrum yang
dominan sesui dengan panjang glombangnya. Value menunjukan gelap terangnya
warna sesuai dengan banyak sinar yang dipantulkan. Chorma menunjukan kemurnian
atau kekuatan dari warna spectrum (hue).
Penyebab
perbedaan warna tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Jika
tanah mengandung bahan organik yang tinggi maka warna tanah adalah gelap.
Sedangkan jika lapisan tanah, kandungan bahan organik rendah karena warna tanah
dipengaruhi oleh banyaknya dan bentuk senyawa Fe yang didapat. Selain bahan
organik warna tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan. Dengan
menentukan warna tanah dapat diketahui tanah yang mengandung bahan organik yang
cukup untuk pertumbuhan dan berkembangan tanaman.
Oleh
karena itu penting untuk melakukan praktikum lapangan karena dapat menuntukan
kadar lengas tanah, struktur dan tekstur tanah, pH tanah, dan warna tanah.
Dengan mengetahui semua itu maka tanaman akan bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik. Apalagi dibidang pertanian diperlukan pengetahuan mengenai kadar lengas,
stuktur, tekstur dan warna tanah serta pH tanah, karena akan membantu
perkembangan dan pertumbuhan tanaman dengan baik sehingga dapat meningkatkan
hasil produksi pertanian.
1.2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah
1.
Untuk mengetahui
dan mempelajari cara menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara.
2. Menentukan
kelas tekstur tanah secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Menghitung
kerapatan butir tanah (BJ).
4. Menghitung
kerapatan massa tanah (BV).
5. Menghitung
porositas tanah.
6. Menentukan
pH aktual.
7. Menetapkan batas cair tanah ( BC ).
8. Menetapkan
batas lekat tanah ( BL ).
9. Menetapkan
batas gulung tanah ( BG ).
10. Menetapkan
batas berubah warna ( BBW ).
11. a
. Menghitung jangka olah tanah (JO).
b . Menghitung Indeks
plastisitas (IP).
c . Menghitung
persediaan air maksimum (PAM).
12. Menentukan
warna tanah.
13. Untuk
mempelajari saifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan
dilapangan.
14. Mengetahui
kandungan bahan organik.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Kadar
Lengas Tanah
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik
yang terletak di permukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh
faktor genetis lingkungan, yakni bahan induk, iklim,organisme hidup
(mikroorganisme dan makroorganisme),topografi, dan waktu yang sangat panjang.
Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik,
kimia, biologi, maupun morfologinya. Komponen-komponen
penyusun tanah antara lain, bahan organic, mineral, air, dan udara yang
tersususn satu sama lain sehingga membentuk tubuh tanah. Pada umumnya tanah
berbeda beda disetiap tempat. Hal ini dipengaruhi oleh bahan induk, iklim,
topografi, dan organisme yang bekerja
didalam tanah (Hardjowigeno, 1995).
Lengas tanah atau kelembaban tanah
merupakan air yang terikat secara adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah.
Penyerapan air oleh perakaran tergantung pada persediaan kelembaban air dalam
tanah. Kapasitas simpanan tanah tergantung pada tekstur, kedalaman dan struktur
tanah. Ketersediaan lengas tanah tergantung pada potensial air, distribusi
akar, dan suhu (Asmiwarti, 2010).
Kadar lengas tanah
sering disebut sebagai kandungan air(moisture) yang terdapat dalam pori tanah.
Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau
persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3
jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran
gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah(soil water) yaitu air dalam bentuk cair
dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c) air tanah dalam (ground water) yaitu
lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam. Keadaan kelembaban
tanah yang tanahnya tidakmemungkinkan lagi tanaman menyerap air darinya,
sehingga tanaman mengalami kekeringan dan mulailayu (mencapai titik layu) dan
mungkin akan mati kalau tigdak mendapat tamabahan air (Mawardi, 2011).
Beberapa
faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir
iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya
bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik. Bahan organik dalam tanah
dapat didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah pada
berbagai pelapukan dan terdir dari organisme yang masih hidup ataupun yang
sudah mati. Didalam tanah, bahan organik bisa berfungsi dan memperbaiki sifat
kimia, fisika, biologi tanah sehingga ada sebagian ahli menyatakan bahwa bahan
organik di dalam tanah memiliki fungsi yang tak tergantikan (Masganti, 2002).
Manfaat mengetahui kadar lengas tanah pada bidang pertanian
yaitu untuk mengetahui kebutuhan air pada tanah yang akan digunakan. Karena air
bersifat sebagai pelarut, maka air dapat melarutkan senyawa-senyawa kimia dalam
tanah. Senyawa kimia yang mudah larut biasanya berupa garam-garam mineral. Hal
tersebut akan mempengaruhi kandungan unsur hara dalam tanha yang akan diserap
akar-akar tanaman (Sutanto, 2005).
2.2. Tekstur Tanah
Tanah
terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga
diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya
dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama
kelas seperti pasir, debu, liat, dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini
merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan.
Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat, dan lempung ( Buckmandan Brady,
2006 )
Tekstur tanah dapat menentukan
sifat-sifat fisik dan kimia serta ineral tanah dapat dibagi atas
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran berdasarkan ukuran
partikelnyatanpa melihat komposisi kimia,warna, berat, dan sifat lainnya.
Analisis laboratorium yang mengisahkan hara disebut analisa mekanis. Sebelum
analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu
disaring dan dihancurkan dengan ayakan dibuang. Metode ini merupakan metode
hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaan ( Hakim, 2007 )
Kasar dan halusnya tanah dalam
klasifikasi tanah (taksonomi tanah) ditunjukkan dalam sebagian butir yang yang
merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula
fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (>2 mm), sebagian besar butir untuk
fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus,
berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (
Hardjowigeno, 2006 ).
Tanah yang didominasi pasir akan
mempunyai banyak pori-pori makro (besar) disebut lebih poreus, tanah yang
didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak
poreus. Hal ini berbanding kebalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas
permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi,
atau bahan lain. Sehingga semakin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya
menahan tanah terhadap ketiga material ini (Ali,2007).
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat
tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi dimana tanah dengan
tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, karena butiran-butiran
yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkat.
Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat
sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap
erosi adalah debu yang pasirnya sangat halus. Oleh karena itu makin halus
kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi ebih peka terhadap erosi (
mo_full.php).
2.3. Struktur
Tanah
Struktur tanah dapat dibagi dalam
struktur makro dan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya sedangkan
struktur mikro adalah penyusun butir-butir primer tanah kedalam butir-butir
majemuk/ agregat-agregat yang satu dengan yang lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami. Struktur tanah menggambarkan cara bersatunya partikel-partikel
primer tanah ( pasir,debu,liat) menjadi butir-butir tanah. Agregat yang
terbentuk scara alami dinamakan ped. Struktur tanah dijelaskan dalam bentuk
ukuran dan tingkatan perkembangan ped yang berkembang (Ariyanto,2010).
Menurut bentuk ped, struktur tanah dapat
digolongkan dalam bentuk lempeng, prismatic, kolumnar, kubus menyudut, kubus
membulat, kersay, dan remah. Tanah yang tidak membentuk struktur dapat berupa
butiran tnggal atau massif( massa tanah tidak menunjukan bidang-bidang
pemisah). Klasifikasi struktur tanah sangat berkaitan dengan klasifikasi
lapangan yang digunakan bagi pelahanan morfologi tanah (Hardjowigeno,1997).
Secara umum komponen pengklasifikasian
tanah meliputi pertama tipe struktur meliputi bentuk dan susunan agregat, yang
kedua kelas tekstur meliputi ukuran, selanjutanya derajat struktur yaitu
kemantapan atau kekuatan agregat. Dengan bentuk yang berbeda seperti granular,
platy, wedge, blocky, prismatic, dan columner. Hal ini terjadi karna
gumpalan-gumpalan dari fraksi tanah, yang direkatkan oleh bahan organic,
oksida-oksida besi dan lain-lain ( Kartasaputra,1997).
Tingkat perkembangan strukturditentukan
berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut
terhadap kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap
tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi tingkat perkembangan lemah
(butir-butir struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan sedang (butir-butir
struktur tanah agaksukar hancur), dan tingkat perkembangan kuat ( butir-butir
struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat
kelembaban tanah. Tanah dengan permukaan bagus mengandung humus dengan
perkembangan yang kuat. Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang
lebih tinggi dibandingakan tanah basah. Jika dalam menentukan kemantapan
struktur tidak disebut kelembabannya, tanah biasanya dianggap mendekati kering
(Kartasaputra,1995).
Beberapa
hal yang dapat mempengaruhi struktur tanah seperti lempung dan ion tertukar,
perekat-perekat organic, tanaman dan sisa tanaman, senyawa organic, mikroba,
binatang, dan udara. Tanah harus stabil yaitu agregat-agregatnya harus cukup
tahan terhadap benturan hujan dan air. Kalau tidak demikian tanah akan menjadi
hancur, kurang dapat melalukan air, dan tanah akan cepat jenuh air (
Tjasyono,2008).
2.4. Kemasaman
Tanah (pH)
Reaksi tanah atau pH tanah penting dalam
menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Menunjukkan
kemungkinan adanya unsur-unsur berancun dan mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme seperti bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5. Jamur dapat
berkembang biak pada semua tingkat kemasaman tanah dan bakteri pengikat
nitrogen dengan bakteri nitrifikasi hanya berkembang atau tumbuh dengan baik
pada pH lebih dari 5,5 (Foth,2009).
Penentuan pH tanah dapat ditentukan
secara kolorimetrik dan elektrometrik baik di laboratorium ataupun dilapangan.
Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH meter Backman,sedangkan
kolorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas pH,
pasta pH dan larutan universal. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan
warna larutan tanah dengan warna larutan standar dari kertas, pasta dan larutan
indikator universal ( Darmawijaya, 2012 )
Reaksi tanah merupakan sifat kimia dari
tanah yang mencakup dari berbagai unsur-unsur dan senyawa, senyawa kimia yang
lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentsng keadaan atau status kimia tanah
dimana status kimia merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses. Proses
biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti
menunjukkan keadaan kimia tanah dapat disebutkan proses biologis terganggu (
Pairunan, 2010 ).
Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan
anorganik. Ionisasi asam menghasilkan ion H+ yang bebas dalam larutan tanah.
Sumber lain dari kemasaman tanah adalah H+ dan Al3+ yang dapat ditukar dengan
koloid tanah. Kemampuan suatu tanah dalam mempertahankan suatu pH dari
perubahan karena terjadinya penambahan Alkalisatau masam biasa dinamakan
sebagai dya sanggah pada tanah ( Hadjowigeno, 2006 ).
Reaksi
tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara esensial untuk
pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan dengan
pH = -log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman
cadangan (potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas
didalam larutan tanah.ssedangkan kemasaman tanah cadangan disebabkan oleh
adanya ion-ion H+ dan Al3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi (
Sugeng, 2013 ).
2.5. Konsistensi
Tanah
Tanah-tanah yang memiliki konsistensi baik umumnya mudah di
olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah . Konsistensi yang besar yaitu
keadaan paling kering yang di sebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi
sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi . Konsitensi rendan
atau sangat rendah apabila keadaan basah atau jenuh air ( Yuswar,2006).
Terdapat beberapa batas konsistensi di
anataranya batas cair , batas lekat , batas gulung, dan batas berubah warna .
Batas cair merupakan kandungan lengas tanah pada saat tanah dapat mengalir
tanpa tekanan dibawah standar getaran . Batas lekat merupakan kandungan lengas
pada saat tanah masih kering yang di basahi secara perlahan dan mulai melekat
pada logam . Batas gulung merupakan kandungan lengas pada mat keliatan mulai
terasa dan tanah dapat di bentuk sesuai dengan yang di kehendaki . Sedangkan
batas berubah warna merupakan kandungan lengas tanah pada asaat pasta mulai
kering karena adanya air kapiler ( Susanto, 2005 ).
Konsistensi tanah dapat di definisikan
sebagai kekuatan dan daya kohesif alami tanah serta resistensi tanah terhadap
disintegrasi mekanik deformasi dan pemecahan struktur tanah . Faktor utama yang mempengaruhi konsistensi
tanah adalah adalah tekstur tanah , terutama kandungan lempungnya dan kondisi
kelengasan tanah atau kadar air tanah . Konsistensi tanah penting untuk
menunjukkan dan menetukan cara dalam tanah dan penting bagi penetrasi akar
tanaman di lapisan bawah dan kemaampuan tanah menyimpan lengas ( Mawardi , 2011
).
Konsistensi tanah menyatakan daya tanah
melawan kakas tusuk , deformasi atas kakas pematahan . Konsistensi tanah
merupakan ungkapan mekanik daya ikat anta zarah tanah yang berkaitan dengan
tingkat dan macam kohesi dab adhesi ini berarti konsistensu di pengaruhi oleh
kadar air tanah . Istilah konsistensi tanah menunjukkan pada tarik menarik
antar jarak tanah dalam suatu massa tanah atau menunjuk pada ketahanan terhadap
pemisahan atau perubahan bentuk ( Poerwowidodo , 2001 ).
Konsistensi
tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi antar partikel-partikel tanah . hal
ini di tunjukan oleh ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang di
akibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah .
Tanah-tanah yangmemiliki konsistensi baik umumnya mudah di olah . Oleh karena
itu dapat di temukan dalam keadaan lembab , basah , dan kering, maka penyifatan
konsistensi tanah harus di sesuaikan dengan keadaan tanah tersebut .
Konsistensi tanah dapat di tentukan secara kualitatif dan kuantitatif . Secara
kualitatif dengan cara memijat atau membuat gulungan sedangkan secara
kuantitatif di lakukan dengan cara penentuan angka atterberg ( Nurhidayati , 2006 ).
2.6. Warna Tanah
dan Praktikum Lapangan
Tanah merupakan kumpulan
dari benda-benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dari horizon-horizon yang
terdiri dari campuran mineral, bahan organik, air, udara, dan media tumbuh
tanaman. Pengolahan tanah pada kandungan air yang tepat dapat meningkatkan
volume pori total air tanah atau dapat mendorong proses strukturisasi tanaman
yang lebih baik. Tanah sangat dibutuhkan dalam kehidupan karena tanah dapat
dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk perkembnagan (Hardjwigeno, 1995).
Lengas tanah atau kelembaban tanah
merupakan air yang terikat secara adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah.
Penyerapan oleh perakaran tergantung pada persediaan kelembaban air dalam
tanah. Kapasitas simpanan tanah tergantung pada tekstur, kedalaman, dan
struktur tana. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air
ketersediaan. Ketersediaan lengas tanah tergantung pada potensial air,
distribusi akar, dan suhu (Asmiwati, 2010).
Tekstur tanah adalah perbandingan
berat NISBI fraksi pasir, debu, dan liat dalam bentuk persen. Tekstur tanah
mengacu pada kehalusan dan kekerasan tanah. Tekstur tanah berfungsi menentukan
tata air dalam bentuk penetrasi, kecepatan infiltrasi dan kemampuan mengikat
air. Suatu kelas tekstur mempunyai batasan susunan tertentu dari fraksi pasir,
debu, dan liat dan kelas tekstur tanah dibagi menjadi 12 tekstur menurut USDA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu bahan organik, bahan induk,
iklim, dan cuaca (Darmawijaya, 1990).
Struktur tanah adalah susunan
butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi
bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Agregat
yang terbentuk secara alami disebut ped. Struktur tanah merupakan gumpalan
kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini menjadi karena butir-butir
pasir, debu dan liat terikat seperti bahan organik. Struktur tanah mempunyai
beberapa bentuk seperti granular, remah, gumpal, prisma, tiang, dan lempeng.
Tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah tanah berstruktur mantap.
Struktur tanah yang mantap adalah granular dan remah karena kemampuannya
menahan air, drainase, aerase, perkembangan akar tanaman, dan tingkat kesuburan
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah antra lain bahan organik,
iklim, jasad renik, dan lempung (Tim Asisten, 2010).
Kemasaman (pH) tanah merupakan sifat kimia
tanah yang diartikan sebagai derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman yang dimiliki oleh suatu larutan. Kemasaman tanah di
definisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hydrogen (H+) yang terlarut.
Kemasaman tanah dikatakan netral jika pH=7, jika pH kurang dari 7 maka disebut
masam, dan sebaliknya jika pH lebih dari 7 maka disebut basa. Kemasaman tanah
ditentukan oleh dinamika ion didalam tanah. Ion yang terdapat dalam suspensi tanah seimbang dengan ion yang terjerap.
Akibat dari prose itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktual
yang disebabkan oleh ion didalam larutan tanah dan kemasaman potensial
disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada permukaan yang kompleks jerapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH taah anatra lain, bahan induk, pengendapan,
vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah, dan pupuk nitrogen
(Yulius, 1997).
Warna tanah merupakan salah satu
dari tanah yang jelas dan mudah terlihat bahkan mungkin sering digunakan untuk
mendeskripsikan tanah khususnya orang awam. Warna tanah juga dapat menjadi
penunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah dan komponen tanah yang
mnonjol. Dalam banyak kasus kapasitas produksi tanah dapat pula ditukar
berdasarkan warnanya (Foth, 1994).
Warna tanah merupakan gabungan
berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas
permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing
terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan semakin dominan
menentukan warna tanah. Warna tanah dibedakan berdasarkan tiga faktor dasar
berupa komponen warna, yaitu hue, value dan chroma. Yang mendasari penyusun
variasi warna pada kartu-kartu munsell soil colour chart (Hanafiah, 2004)
Penyebab perbedaan warna tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik maka warna tanah semakin gelap. Warna tanah yang gelap
merupakan tanah yang ideal untuk diolah menjadi media tumbuh tanaman. Warna
tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah dan sebagai indikator dari
bahan induk tanah yang baru berkembang, indikator kondisi iklim untuk tanah
yang sudah berkembang lanjut, dan indikator kesuburan tanah atau kapasitas
produktivitas lahan (Madjid, 2007).
BAB III. METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu
dan Tempat
praktikum ini dilaksanakan pada hari
selasa, pukul 08.00-08.50 WITA,bertempat di laboratorim fisika dan konservasi
tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan pada hari minggu dimulai dari
pukul 12.30 sampai 15.30 WITA, bertempat di lahan percobaan Narmada, Lombok
barat, NTB.
3.2. Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan analitik,
cawan,oven, tabung sedimentasi,
rak, karet gelang, plastik, sendok, botol kocok, pengaduk,
pH meter, piknometer,thermometer,
botol pemancar air, gelas kimia, tabung ukur, kompor
pemanas, benang wol,casagrande,
spatula, “munsell soil colour chart”,
meteran, ember,
cepang atau pisau, dan
HP.
bahan-bahan yang dipakai adalah sample tanah,
NaOH 1 N, aquades, lilin,air.
3.3. Prosedur
Praktikum
Prosedur
kerja praktikum ini adalah :
3.3.1. kadar lengas tanah
1. Ditimbang
cawan yang kosong, bersih, dan tertutup (a gram).
2. Dimasukan contoh tanah kering udara kedalam
cawan. Kira-kira separuh penuh, kemudian ditimbang (b gram ).
3. Dimasukan
cawan yang berisi tanah tersebut ke dakam oven yang sudah diatur temperaturnya
105 ͦ C-110 ͦ C, dibiarkan paling sedikit 8 jam.
4. Dikeluarkan
dan dibiarkan dingin di luar, kira-kira 5 menit, kemudian ditimbang (c gram ).
5. Dicatat
hasilnya.
3.3.2. tekstur tanah
A.
Tekstur tanah kuantitatif
1. Dimasukkan
contoh tanah vertisol kedalam tabung sendimentasi pertama.
2. Ditambahkan
aquades sampai garis 45 ml kemudian ditutup rapat.
3. Dikocok
hingga tanah menjadi larutan.
4. Dibuka
tutupnya kemudian didiamkan selama 30 detik.
5. Dituang
larutan tabung pertama ke tabung kedua dan biarkan selama 15 detik.
6. Dituangkan
larutan tabung kedua ke tabung ketiga.
7. Dicatat
hasilnya.
B.
Tekstur tanah kualitatif
1. Dimasukkan
contoh tanah kedalam cawan kosong.
2. Ditambahkan
aquades.
3. Diambil
tanah tersebut secukupnya pada ibu jari dan telunjuk kemudian di kuli.
4. Dicatat
perkiraan fraksi debu, pasir, dan liat pada tanah tersebut.
3.3.3. struktur tanah
A.
kerapatan butir tanah (BJ)
1.
Ditimmbang piknometer kosong, bersih, bersumbat (a gram).
2.
Di isi piknometer dengan aquades ( diisi penuh ).
3.
Ditimbang piknometer berisi air (b gram), di ukur suhunya.
4.
Dibuang air dalam piknometer, kemudian di lap hingga kering.
5.
Diisi piknometer dengan tanah 5 gram, kemudian di tutup dan ditimbang (c garm).
6.
Dimasukkan aquades kedalam piknometer berisi tanah, kemudian dikocok.
7.
Didiamkan selama 10 menit, kemudianditimbang (d gram).
8.
Dihitung nilai BJ.
B.
kerapatan massa tanah (BV)
1. Dipanaskan
lilin pada suhu 60°C.
2. Diambil
bongkahan tanah.
3. Diikat
dengan benang.
4. Ditimbang
bongkahan yang diikat (a gram).
5. Dicelupkan
kecairan lilin yang sudah dipanaskan.
6. Diangkat
dan dibiarkan dingin.
7. Ditimbang
bongkahan tanah yang sudah bercampur lilin (b gram).
8. Dicelupkan
kedalam tabung ukur.
9. Diukur
nilai p,q,r di tabung ukur.
3.3.4. kemasaman tanah
(pH tanah)
a) Ditimbang
contoh tanah vertisol sebanyak 5 gr.
b) Dimasukkan
kedalam botol kocok.
c) Ditambahkan
aquades.
d) Dikocok
hingga tanah betul-betul larut selama ± 10 menit kemudian diamkan selama 15
detik.
e)
Diukur
pH tanah dengan pH meter atau pH stick.
3.3.5.
konsistensi tanah
A. Batas
Cair (BC)
1. Disiapkan
100gr contoh tanah, di masukkan kedalam gelas beaker 500ml di berikan air lalu
aduk sampai merata.
2. Dipindahkan
sebagian pasta tanah kedalam cawan casagrande dan di ratakan sampai ketebalan 1
cm.
3. Dibelah
pasta tanah dalam cawan menjadi dua bagian menggunakan pengalur.
4. Diputar
engkol pemutar cawan pada casagrande dengan kecepatan dua putaran perdetik
sampai alur pada acawan menyatu sepanjanh 1,27cm.
5. Dicatat
jumlah ketukan yag di dapat kemudian ambil contoh tanah sekitar alur untuk
menetapkan kadar lengas secara gravimetrik menggunakan oven pada suhu 105oc
selama 48jam.
6. Ditetapkan
kadar lengas pada ketukan antara 15-40 ketukan.
7. Diperoleh
batas cair dengan menentukan kadar lengas pada 25 ketukan.
B. Batas
Lekat (BL)
1. Disiapkan
contoh tanah dan di masukkan ke dalam cawan.
2. Ditambahkan
aair di aduk sampai merata agar terbentuk pasta yang homogen.
3. Diambil
pasta atanah yang di gumpalkan pada tangan kemudian di tusuk dengan
spatula dengan kedalaman 25cm dengan
kecepatan 1detik.
4. Diambil
tanah yang melekat pada spatula untuk di tetapkan kadar lengasnya menggukana
oven dengan suhu 105-110oc.
C. Batas
Gulung (BG)
1. Disiapkan
contoh tanah , dimasukkan kedalam glas beaker dan di tambahkan air sambil di
aduk hingga merata.
2. Bola
tanah di gulung atas permukaan bidang rata . Pengulian di lakukan dengan
kecepatan 80-90 gerak setengah putaran permenit sampai membentuk pita tanah.
3. Diambil
pita tanah untuk menetapkan kadar lengas dengan oven pada suhu 105-110oc.
D. Batas
Berubah Warna (BBW)
1. Diratakan
sampai tipis dan licin pasta tanah pada permukaan papan menggunakan pengaduk.
2. Disimpan
dari tempat yang bebas dari sinar matahari.
3. Setelah
perubahan tanah mencapai lebar 70,5cm bagia yang berubah warna di angkat dan di
ambl bersama dengan bagian yang ada di sampingnya dengan bagia yang lebiih
gelap untuk di tetapkan kadar lengasnya sebagai BBW.
3.3.6.
warna tanah
a. Diambil
bongkahan tanah dengan permukaan yang asli.
b. Dibandingkan
warna tanah dengan warna-warna pada buku munsell
soil colour chart.
c. Dicatat
nilae hue, value, dan croma.
d.
Dicatat
hasilnya.
3.3.7.
praktikum lapangan
a. Diambil
profil tanah, kemudian ditentukan horizon yang ada.
b. Diukur
kedalaman tanah secara keseluruhan dari dasar tanah sampai permukaan tanah.
c. Diukur
ketebalan setiap lapisan horizon tanah.
d. Diambil
contoh tanah pada setiap lapisan horizon, lalu dibasahi tanah terebut dan
menguli, setelah itu ditentukan tekstur dan kelas tekstur tanah tersebut.
e. Diambil
gumpalan tanah kemudian ditentukan strukturnya.
f. Diambil
contoh tanah pada setiap horizon dan ditambahkan H20 untuk
mengetahui pH aktual yang diendapkan kemudian dimasukan pH stick untuk
mengetahui pH tanah.
g. Diambil
contoh tanah setiap horizon dan ditambahkan H2O untuk mengetahui
kandungan bahan organik.
h. Diambil
contoh tanah setiap horizon untuk ditentukan warna tanah tersebut.
i.
Dicatat hasilnya.
BAB IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.Kadar Lengas
Tanah
4.1.1 Tabel hasil percobaan kadar lengas tanah
Sampel
Tanah
|
a gram
|
b gram
|
c gram
|
%Kadar
Lengas
|
LOTENG
|
15,5
|
19,33
|
19,13
|
5,95
|
NARMADA
|
17,36
|
21,38
|
21,20
|
4,68
|
4.1.2 Analisis Data
a. Tanah Loteng
kadar
lengas = [ b – c : c – a ] x 100 %
=
[ 19,33 – 19,13 : 19,13 – 15,5 ] x 100 %
=
[ 0,2 : 3,6 ] x 100 %
= 5,51 %
b. Tanah Narmada
kadar
lengas = [ b – c : c – a ] x 100 %
=
[ 21,38 – 21,20 : 21,20 – 17,36 ] x 100 %
=
[ 0,18 : 3,8 ]
= 4,69 %
4.1.3. Pembahasan
Tanah merupakan komponen bagian dari penyusun lahan
yang ada pada kerak bumi. Tanah sangat dibutuhkan dalam kehjdupan , sebab tanah
dimanfaatkan oleh tumbuh tumbuhan untuk pertumbuhannya. Tanah memiliki peranan
dalam menyimpan air dan terdapat pula
lengas tanah yang berada dalam ruang pori tanah. Kadar lengas adalah air yang
terdapat dan terikat di dalam tanah oleh berbagai kakas (matriks, osmosis, dan
kapiler ).
Tanah Lombok Tengah termasuk jenis tanah vertisol yang dimana tanah ini
mempunyai kandungan liat yang tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison,
mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga
tanah pecah-pecah dan keras, sedangkan Kalau basah tanah mengembang dan
lengket. Tanaman yang bisa tumbuh ditanah vertisol ini adalah padi, jagung
kapas,kacang tanah, debu, dan beberapa tanaman perdagangan dataran rendah
lainnya. Cara mengelola tanah vertisol adalah mengatur drainase, irirgasi, dan
pengelolaan tanah disertai pemupukan untuk memperbaiki tekstur dan struktur
tanah , karena hail ini sangat mempengaruhi kadar lengas tanah.
Tanah Narmada termasuk jenis tanah inceptisol . Tanah inceptisol ini
merupakan tanah yang termasuk dalam kategori tanah aluvial. Tanah inceptisol
ini merupakan suatu jenis tanah muda yang juga termasuk ke dalam jenis tanah
mineral. Sedangkan yang dimaksud tanah mineral merupakan tanah yang memiliki
kandungan bahan organik kurang dari 20% atau memiliki lapisan bahan organik yang
ketebalannya kurang dari 30 cm sehingga membuat tekstur tanahnya menjadi
ringan. Faktor yang mempengaryhi tanah ini adalah kandungan bahahn organic dan
bahan induk, iklim, cuaca, dan topografi. Adapun tanaman yang bisa tumbuh
adalah tebu, tembakau,panili, coklat, dan pala.
Dari hasil praktikum di dapat persen kadar lengas pada tanah vertisol
yakni 5,95% , sedangkan pada tanah
inceptisol adalah 4,68%. Artinya tanah Lombok Tengah memiliki kandungan air
yang lebih banyak dari pada tanah Narmada.
Hal ini memudahkan unsure hara diserap oleh akar tanaman karena memiliki
kandungan air yang banyak. Selain itu
tingkat kesuburan tanah pada tanah vertisol lebih tinggi dari pada tanah
inceptisol. Tanah vertisol mempunyai kandungan bahan organic yang lebih tinggi
dibandingkan tanah inceptisol. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain kandungan bahan induk dan organic pada tanah tersebut,temperature, iklim,
dan topografi tanah.
Pada temperature pengaruhnya berupa curah hujan yang berselisih dengan
evaporasi yang akan mempengaruhi banyak tidaknya kadar lengas pada tanah
tersebut. Pada faktor topografi dipengaruhi oleh kandungan tanah yang
mempengaruhi kecepatan air untuk masuk ke dalam tanah. Hal ini yang menentukan
apakah kadar lengas dalam tanah akan cepat hilang atau justru mengawetkan
tanah.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui kadar lengas tanah adalah
metode gravimetris, tensiometer, dan metode kalsium. Metode gravimetris adalah
metode yang digunakan untuk menghitung selisih berat lengas tanah sebelum dan
setelah dikeringkan. Metode tensiometer adalah metode yang mengkalibrasikan
antara ketinggian air raksa dalam kelemahannya yang terdesak oleh air dalam
tanah dengan kurva standard. Metode kalsium kandungan lengas yang terukur yang
dimana tekanan yang dicatat oleh manometer akibat desakan gas hasil reaksi
antara bahan karbit dengan air tanah.
Manfaat mengetahui kadar lengas tanah pada bidang pertanian adalah untuk
mengetahui kebutuhan air yang akan digunakan. Hal ini untuk menentukan tanaman
yang akan ditanam, sebab tidak semua tanaman menyukai tanah yang mengandung air
yang banyak. Walaupun air bersifat sebagai pelarut unsure hara dalam tanah.
Selain itu, ada juga manfaat lain seperti untuk mengetahui proses genesa tanah
yang memiliki peranan sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman dan renik
tanah. Kadar lengas ini juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
4.2.Tekstur
Tanah
4.2.1. Table
hasil pengamatan tekstur tanah
Sampel
Tanah
|
%
|
Tekstur
|
||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
||
KLU
|
66,7 %
|
18%
|
18%
|
SL
|
LOTENG
|
16,67%
|
33,33%
|
50%
|
C
|
4.2.2. Analisis
data
1) Tanah
KLU
a) % pasir
= 10/15 × 100%
= 66,7 %
= 66,7 %
b) %
Debu = 2,3/15 × 100%
= 15,3 %
= 15,3 %
c) %
Liat = 100-(66,7%-15,3%)
= 18%
2) Tanah
LOTENG
a) %
pasir = 2,3/15 × 100%
= 16,67 %
b) %
debu = 5/15 × 100%
= 33,33 %
= 33,33 %
c) %
liat = 100 – ( 16,67% +33,33%)
= 50 %
= 50 %
4.2.3.
Pembahasan
Tekstur tanah adalah perbandingan
relatif pasir, debu, liat, dan merupakan ukuran relatif partikel yang mengacu
pada kehalusan dan kekasaran tanah. Pada praktikum ini, kami menggunakan sampel
tanah dari Lombok Tengah dan sampel tanah dari KLU, maka didapatkan hasil
persentase pada tanah Lombok Tengah yakni pasir 16,67 %, debu 33,33 %, dan liat
50 %. Sedangkan persentase pada tanah KLU adalah pasir 66,7%, debu 18%, dan
liat 18%. Pada sampel tanah Lombok Tengah termasuk kedalam tekstur liat,
sedangkan tekstur pada tanah KLU adalah
Lempung Berpasir.
Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia, ia bersifat lembab cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ada beberapa manfaat
NaOH, yakni sebagai pendeteksi racun dalam karbon monoksida, sebagai reagen
transesterifikasi dan esterifikasimisalnya pada pembuatan sabun dan minyak
tanah, untuk melarutkan logam, dan senyawa amfoter, dan lain sebagainya.
Dari contoh tanah tersebut, tanah
yang baik digunakan untuk pertanian adalah tanah yang berasal dari Lombok
Tengah, karena kandungan liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengikat air, sehingga persentase liat dan debu lebih tinggi daripada pasir,
dan kadar airnya pun tinggi. Tekstur tanah memiliki efek bagi pengolahan tanah,
kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena
dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya.
Manfaat mengetahui tekstur tanah
yakni, dengan mengetahui tekstur suatu tanah maka kita dapat menentukan jenis
tanaman yang cocok untuk mendapatkan hasil yang maksimum, dan juga dapat
memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya. Tekstur tanah
yang baik dalam pertanian adalah tekstur tanah liat. Tekstur tanah sangat
mempengaruhi jumlah air, semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah tersebut,
sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah.
Faktor yang mempengaruhi tekstur
adalah bahan induk, iklim, topografi atau relief, organisme, dan waktu. Faktor
yang dipengaruhi tekstur tanah adalah struktur, konsistensi, perakaran, dan daya
serap air. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah
kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi, serta permeabilitas,
kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.
4.3.Struktur
tanah
4.3.1. Table
hasil pengamatan struktur tanah
a. Kerapatan
massa tanah (BJ)
Sample
|
Gram
|
KL
|
BJ1
|
BJ2
|
BJ
|
|||||
A
|
B
|
c
|
d
|
|||||||
KLU
|
27,37
|
77,53
|
32,52
|
80,24
|
3,61
|
0,996
|
0,997
|
12,26
|
||
LOTENG
|
26,09
|
76,06
|
30,99
|
78,50
|
4,88
|
0,997
|
0,997
|
11,5
|
||
b. Kerapatan
massa tanah (BV)
Sample
|
Gram
|
ml
|
KL
|
BV
gram / cm3
|
|||
A
|
B
|
p
|
q
|
r
|
|||
KLU
|
13,27
|
18,80
|
700
|
710
|
0
|
2,61
|
3,5
|
LOTENG
|
16,25
|
27,37
|
700
|
720
|
0
|
3,78
|
2,17
|
c. Porositas
tanah
Sample
|
Gram
|
Porositas
|
|
BJ
|
BV
|
||
KLU
|
12,26
|
3,5
|
72 %
|
LOTENG
|
11,5
|
2,17
|
81,2 %
|
4.3.2.
Analisis data
a.kerapatan butir tanah
BJ KLU = [ 100 ( c – a
) BJ1 . BJ2 ] : [ (100 + KL) : BJ2 ( b-a ) – BJ1 ( d-c ) ]
= [ 100 ( 32,52 – 27, 37 )(0,996)(0,997) ] : [ (100
+ 3,61) : 0,997 (77,53 – 27,37) – 0,996 ( 80,24 – 32,52 )
]
= 511,4 : 145,6
= 12,26 gram/cm
b. kerapatan massa
tanah
BV loteng =
4.3.3. Pembahasan
Struktur tanah adalah kumpulan dari lapisan-lapisan tanah yang
saling terikat, hal yang paling umum dalam struktur tanah adalah BV,BJ,dan
porositas. Salah satu cara menentukan BV, BJ dan porositas tanah adalah dengan
metode piknometer. Berat volume merupakan berat bongakahan tiap satuan volume
total bongkahan tanah. Berat jenis dapat diartikan perbandingan relative antara
berat padatan tanah dengan volume padatan. Sedangkan porositas merupakan
persentase pori-pori terhadap volume bongkahan tanah.
Pada hasil perhitungan didapatkan nilai BV yang lebih kecil
dari BJ. BV sebesar 3,5 dan 2,17 untuk daerah KLu dan LOTENG secara
berturut-turut, sedangkan BJ sebesar 12,26 dan11,5 untuk daerah KLU dan LOTENG
secara berturut-turut. Setelah mendapat BJ dan BV didapat porositas sebesar 72%
dan 81,2% untuk daerah KLU dan LOTENG. Tanah yang digunakan adalah tanah dari
Lombok tengah, yang umumnya termasuk vertisol, dimana tanah vertisol memiliki
struktur yang kurang stabil, yang menyebabkan tanah peka terhadap erosi karna
mudah hancur oleh energy pukulan air hujan. Permeabilitas tanah yang lambat
dapat menyebabkan tanah mudah jenuh air dan mudah terjadi aliran permukaan
sehingag bahaya terhadap potensi erosi.
Bahan oraganik dapat memperbaiki struktur sehingga dapat
meningkatkan pori tanah. Nilai BJ yang tinggi menunjukan bahan organic yang
rendah. Porositas tanah dipengaruhi oleh adanya kandungan bahan oraganik tanah.
Porositas tinggi menunjukan bahan oraganik rendah. Tanah dengan struktur remah
mempunyai porositas yang lebih tinggi dibandingakan dengan struktur pejal tanah
yang mengandung lempung karna mempunyai pori-pori mikro, yaitu pori-pori yang
ukurannya besar sehingga sulit menyimpan air. Kesulitan dalam menyimpan air ini
diakibatkan karna air yang terdapat didalam pori itu cendrung berat sehinga
tertarik gaya gravitasi kebawah, mengalir menjadi air gravitasi.
Hal
ini berbeda dengan kenyataan yang ada, dimana tanah dilombok tengah termasuk
tanah yang liat, sedangkan dalam perhitungan porositas tanah dilombok tengah
lebih tinggi dari pada KLU , yang artinya tanah di Lombok tengah termasuk
remah. Namun kenyataannya tanah dilombok tengahadalah liat, ini bisa terjadi
karena kesalahan pada saat menghitung data atau kesalahan pada saat praktikum,
contohnya kesalahan dalam penimbangan atau saat pengukuran suhu.
4.4.Kemasaman Tanah
4.4.1. Tabel
pengamatan kemasaman tanah
Sampel Tanah
|
pH
|
|
KLU
|
6
|
|
LOTENG
|
7
|
4.4.2.
Pembahasan
Kemasaman tanah (pH tanah) merupakan faktor
yang mempengaruhi menurunnya tingkat kesuburan tanah. Pada kenyataannya, tanah
di suatu daerah akan memiliki tingkat kemasaman yang berbeda. Pada percobaan
yang telah kami lakukan, pH yang terkandung dalam sampel tanah Lombok Tengah
adalah 7, dan pada sampel tanah KLU adalah 6. Tanah yang terdapat didaerah
Lombok Tengah adalah netral, sedangkan tanah yang ada pada daerah KLU adalah
sedikit masam.
Terhambatnya
pertumbuhan padan tumbuhan yang ditanam dapat disebabkan oleh kondisi kemasaman
tanah (pH tanah) yang terlalu asam dan memiliki unsur hara dengan jumlahsedikit
dan tidak memiliki ketersediaan air yang memadai. Tanah asam adalah tanah yang
kandungan pH nya rendah, biasanya terjadi di lahan bekas gambut yang dijadikan
lahan pertanian.
Unsur
hara yang terlarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber pelapukan
mineral primer, berkomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi
bahan pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lain sebagainya. Kondisi
pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan menentukan kelarutan unsur
yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan.
Cara untuk mengatasi masalah
kemasaman pada tanah adalah dengan cara pengapuran, yakni cara untuk menaikkan
nilai dari pH tanah. Dan apabila tanah tersebut mengandung basa yang tinggi,
maka dpat ditambahkan belerang atau sulfur pada tanah tersebut.
4.5.Konsistensi tanah
4.5.1. Table
pengamatan konsistensi tanah
Sifat tanah
|
Sample tanah
|
Gram
|
KL %
|
Angka Atterberg
|
Harkat angka Atterberg
|
||
A
|
B
|
C
|
|||||
BC
|
KLU
|
8,62
|
18,86
|
15,70
|
44,6
|
46,3
|
Tinggi
|
LOTENG
|
8,72
|
16,18
|
13,56
|
52,7
|
62,7
|
Tinggi
|
|
BL
|
KLU
|
8,71
|
12,43
|
11,57
|
30,1
|
30,1
|
Rendah
|
LOTENG
|
8,81
|
10,57
|
10,07
|
39,7
|
39,7
|
Sedang
|
|
BG
|
KLU
|
8,86
|
18,46
|
16,17
|
31,3
|
31,3
|
Sedang
|
LOTENG
|
8,85
|
14,44
|
12,91
|
37,7
|
37,7
|
Sedang
|
|
BBW
|
KLU
|
8,72
|
12,56
|
11,65
|
32,1
|
32,1
|
Sedang
|
LOTENG
|
8,70
|
15,34
|
13,63
|
34,7
|
34,7
|
Sedang
|
|
IP
|
KLU
|
46,3 – 31,3
|
15
|
15
|
Sedang
|
||
LOTENG
|
62,7 – 37,7
|
25
|
25
|
Tinggi
|
|||
JO
|
KLU
|
30,1 – 31,3
|
-1,2
|
-1,2
|
Sangat rendah
|
||
LOTENG
|
39,7 – 37,7
|
2
|
2
|
Sangat rendah
|
|||
PAM
|
KLU
|
46,3 – 32,1
|
14,2
|
14,2
|
Sedang
|
||
LOTENG
|
62,7 – 34,7
|
28
|
28
|
Tinggi
|
4.5.2. Analisis
data
BC KLU = 46,3 %
LOTENG = 62,7
%
BL KLU = 30,1 %
LOTENG = 39,7%
BG KLU = 31,3 %
LOTENG = 37,7
%
BBW KLU = 32,1
%
LOTENG = 34,7
%
IP KLU = 15 %
LOTENG = 25
%
JO KLU = -1,2 %
LOTENG = 2
%
PAM KLU = 14,2
%
LOTENG = 28
%
4.5.3.
Pembahasan
Konsistensi
tanah merupakan menunjukkan daya kohesi
butir-butir tanah atau gaya adhesi
butir-butir tanah dengan benda lain . Hal ini di tunjukan oleh daya tahan tanah
terhadap gaya yang akan merunah bentuk
misalnya pencangkulan , pembajakan dan lain sebagainya .
Batas cair dalam konsistensi tanah
menentukan kemampuan tanah dalam menahan air . Bia harkat semakin tinggi
, maka tanah tersebut aka tanah terhadap tekanan yang ada di luar dan akan
tetap berada pada konsisi alaminya .
Batas lekat menentukannkadar air dimanatanah mulai tidak daoat melekat pada
benda lain . Bila kadar air lebih rendah di bnading batas lekat maka tanah
tidak dapat melekat begitu juga sebaliknya . Batas gulung dalam konsistensi
tanah menentukan kadar air di mana tanah sudah tidak dapat di gulung lagi .
Batas berubah warna menentukan tanah yang telah mencapai batas gulungmasih
terus dapat kehilangan air sehingga lambat laun menjadi kering dan pada suatu
ketika tanah berwarna lebih terang .
Berdasarkan
perhitungan di peroleh Indeks Plastisitas
sebesar 13,3% . Indeks plastisitas merupakan seisih anatara BC degan BG
. Selisih ini menentukan derajat keteguhan tanah . Jangka Olah adalah jangka atau rentang antara mudah atau
tidaknya tanah untuk di olah dengan penambahan air sampai mudah atau sulitnya
tanah di rombak atau di bongkar . Jangka olah menunjukkan besarnya perbedaan
kandungan air pada batas lekat dan bats gulung
tanah dengan jangka olah yang rndah merupakan tanah yang sukar di olah dari pada tanah yang
memiliki jangka olah tinggi . Persediaan air maksimum (PAM) adalaha rentaan
antara batas cair sampai batas berubah warna . Semakin kecil rentannya maka
tanah akan semakin kecil pula dalam menyimpan air yang bisa di gunakan tanaman
. berdasarkan perhitugan di peroleh persediaan air maksimum (PAM) sebesar 12,32% . Dari data di atas membuktikan bahwa
air yang tersedia bagi tanaman pada tanahKLU sangat rendah.
4.6.Warna
Tanah dan Praktikum lapangan
4.6.1. Table
hasil Warna tanah dan Praktikum lapangan
horizon
|
Kedalaman
Sample (cm)
|
Kandungan
batuan (0-6)
|
Tekstur %
|
Kelas tekstur
|
pH
|
|||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
||||||
1
|
90 cm
|
1 – 14
|
1
|
8,5
|
37,6
|
52,4
|
Liat
|
6
|
2
|
15 – 20
|
3
|
45
|
35
|
20
|
Lempung
|
6
|
|
3
|
21 – 35
|
4
|
40
|
35
|
25
|
Lempung
|
6
|
|
4
|
36 – 48
|
5
|
75
|
20
|
5
|
Pasir
berlempung
|
6
|
|
5
|
49 - >50
|
6
|
93
|
3
|
2
|
pasir
|
6
|
Horizon
|
Struktur
|
Warna tanah
|
Perakaran
|
1
|
Padat
|
10
Yr 3/2
|
Banyak
|
2
|
Remah
|
7,5
Yr 4/4
|
Sedang
|
3
|
Granula
|
10
Yr 3/6
|
Sedikit
|
4
|
Granula
|
10
Yr 4/3
|
Tidak ada
|
5
|
Granula
|
10 Yr 6/6
|
Tidak ada
|
4.6.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan profil tanah pada tanah inceptisol dilahan percobaan UNRAM
Narmada terdapat 5 Horizone dengan kedalaman tanah 90 cm. Horizone merupakan
lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah
dan berbeda dengan lapisan disebelah atas ataupun bawahnya yang secaa genetic
ada kaitannya. Horizon tanah terbentuk karna proses perkembangan tanah.Lapisan
horizone 1 memiliki ketebalan 1-14 cm dan terdapat pada lapisan atas .Pada
lapisan 1 , lapisan ini kaya akan bahan-bahan organic , hmus dan menjadikannya
lapisan paling subur sehingga sangat cocokuntuk pertumbuhan tanaman dan
kandungan batuan pada lapisan 1 sangat sedikit. Horizon ke 2 memiliki ketebalan
15-20 cm dan terdapat di lapisan lapisa tanah tengah tepat di bagian bawah
lapisan 1. Pada lapisan ke 2 ini terbentuk
dari campuran pelapukan dan sisa material lapisan 1 dengan kandungn
bantuan sebanyak 3. Horizone ke 3 memiliki ketebalan 21-35 cm dan terdapat di
lapisan tanah tengah teat di bagian bawah lapisan ke 2. Pada lapisan ke 3 ini
juga terbenuk karna cumpuran pelapuka dan sisa mineral dari lapisan 1 dan 2
hanya saja lapisan ke 3 ini memiliki kandungan bantuan lebih besar di banding
lapisan ke 2 yaitu 4 kandungan
batuan.Pada horizone ke 4 memiliki ketebalan horizone 36-48cm dan terdapat di
lapisan tanah bawah. Pada lapisan ke 4 ini terdapat batuan yang belum melapuk
dan sebagaian sudah dalam proses pelapukan dan memiliki kandungan batuan yakni
5. Horizone ke 5 memiliki ketebalan 4 9->50 dan terdapat pada lapisan batuan
induk yang dimana horizone ini teriri dari banyak batuan . Batuan pada lapisan
ini mudah pecah tapi sangat sulit di tembus oleh akar-akar tanaman dan
kandungan batuan pada lapisan ini paling banyak di antara lapisan lapisan yang
lain yakni 6.
Kelas tekstur lapisan 1 adalah liat ( c ) dan
memiliki persen praksi pasir sebanyak 8,5% , debu 37,6% dan liat 52,4%.Sehingga
tanah yang kelas teksturnya seperti ini coc untuk tanaman.Pada lapisan ke 2
kelas teksturnya adalah lempung ( L) dengan praksi pasir sebanyak 45% , debu
35% dan liat 20%. Kelas tekstur pada lapisan ke 3 adalah lempug dan memiliki
persen praksi pasir 40% , debu 35% dan liat 24%. Kelas tekstur ini masih bisa
di tumbuhi tanaman karna akar masih banyak masuk . Pada lapisan ke 4 kelas
teksturnya adalah pasir berlempung (LS) yang memiliki praksi persen pasir 75% ,
debu 20% dan liat 5%. Kelas tekstur lapisan ke 5 adalah pasir (s) yang memiliki
praksi persen pasir 93% , debu 3% dan liat 2%.Pada lapisan ini tanaman yang
bisa tumbuh adalah kelapa dan kulkus.
Struktur tanah pada lapisan satu adalah padat karna
memngandung sedikit batuan ,selain itu pada lapisan in terdapat banyak
kandungan organic dan humua yang baik bagi tanaman serta memilki kelas tekstur
liat (c).Pada struktur tanah lapisan ke 2 ini adalah remah.Remah merupakan
struktur tanah yang baik bagi tanaman , selain itu , kandungan batuannya
sedikit.Struktur tanah pada lapisan ke 3 adalah granula selain itu pada lapisan
tanah ke 4 dan5 adalah granula. Tanah granula juga baik bagi tanaman.
Kemasan Ph tanah pada semua
lapisan horizon sama , dari lapisan 1-5 yaitu 6 dan PH ini bersifat masam.Hal
ini di sebabkan karna lapisan-
lapisan ini mengandung bahan organic
yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang tercampur dengan bahan mineral
tanah dan mengalami penguraian oleh
makroba yang mengakibatkan tebentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Sedangkan
untk warna tanah pada lapisan 1 adalah 10 YR 3/2 yang artinya 10YR= Hue ,
Value=3,Charoma=2 mengandung warna tanah 7,5YR 4/4 ( Coklat) artinya hue=7,5 ,
velue=4 , charoma=4 yang keseluruhan warna tanah coklat. Pada lapisan ke 3
warna tanah 10YR 3/6 ( merah ke coklatan ) artinya hue=10YR ,velue=3 , charoma
=6 yang secara keseluruhan warna tanah merah kecolatan.Pada lapisan ke 4 warna
tanah adalah 103/4 ( merah agak terang) yang artinya 10YR ,velue=4 , charoma=3
yang secara keseluruhan wrna tanah adalah merah agak terang. Pada lapisan ke 5
warna tanah adalah 10YR 6/6 terang putih yang artinya hue=10ye ,value=6 ,
charoma=6 yang scara keseluruhan tanah adalah terang putih kemerahan.
Warna tanah pada setiap lapisan berbeda-beda karna
terdapatnya perbedaan kandungan bahan organic. Jika tanah mengandung bahan
organic maka warna tanah gelap.Pada lapisan 1 warna tanah gelap , kandungan
bahan organic tinggi sehingga tanaman bisa tumbuh.Pada lapisan ke 2 warna tanah
coklat agak gelap , jadi kandungan pada lapisan ini cukup tinggi. Pada
lapisa ke 3 warna tanah merah kecoklatan
, sedikit gelap artinya kandungan bahan organic pada lapisan ini sedikit . Pada
lapisan ke 4 warna tanah merah agak terang , lapisan ini tidak mengandung bahan
organic dan tanaman tidak bisa tumbuh pada tanah ini.Pada lapisan ke 5 warna
tanah terang putih kemerahan , lapisan ini tidak mngandung bahan organic.
Jeluk perakaran adalah kedalaman tanah yang dapat di
jangkau akar secara aktif. Jadi pada lapisan 1 terdapat banyak akar tanaman
artinya pada lapisan ini jeluk mempan perakaran dapat menjangkau tanah lapisan
1.Selain itu pada lapisan ini akar tanaman juga akan tumbuh subur atau
berkembang karna lapisan ini kandungan bahan organic tinggi.Pada lapisan ke 2
ini akar tanaman masih banyak , yaitu artinya pada lapisan ke 2 masih bisa di
jangkau oleh akar tanaman.Pada lapisan ke 3 akar tanaman ada sedikit , walaupun
begitu akar anama masih bisa menjangkaunya.Pada lapisan ke 4 dan ke 5 tidak
terdapat akar tanaman.Itu artinya akar tanaman hanya bisa menjangkau pada
lapisan 1-3 , sedankan pada lapisan ke 4 dan 5 tiak dapat di jangkau oleh akar
tanaman karna terdapat banyak batuan yang tidak dapat di tembus oleh akar,
selain bahan organicnya juga tidak ada kara itu akar tanaman tidak bisa
berkembang.
Adapun
tanaman-tanaman yang tumbuh pada lahan prcobaan UNRAM yakni , padi, jambu,
papaya, talas ,kelapa, mangga ,paku, palem ,nangka dan berbagai macam
rumput.Pada tanah Narmada ini mengandung banyak air sehingga tanaman-tanaman
tersebut bisa tumbuh dan berkembang.Oleh karna itu penting melakukan pengamatan
atau praktikum ini, karna akan banyak mamfaatnya untuk bidang pertanian
terutama untuk pertubuhan dan perkembangan tanaman . Selain itu dapat kita
ketahui kandungan tanah tersebut seperti kandungan kadar lengas , warna tanah ,
tekstur , truktur tanah dan warna tanah.Karna itu semua penting bagi tanaman.
BAB V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat
diambil kesimpulan :
1.
Cara
menetapkan kadar lengas contoh tanah
kering udara antara lain, metode gravimetris,metode tensiometer, dan metode
kalsium.
2.
Metode
gravimetris adalah metode yang digunakan untuk menghitung selisih berat lengas
tanah sebelum dan setelah dikeringkan. Metode inilah yang di gunakan dalam
praktikum.
3.
Metode tensiometer adalah metode yang
mengkalibrasikan antara ketinggian air raksa dalam kelemahannya yang terdesak
oleh air dalam tanah dengan kurva standard.
4.
Metode
kalsium kandungan lengas yang terukur yang dimana tekanan yang dicatat oleh
manometer akibat desakan gas hasil reaksi antara bahan karbit dengan air tanah.
5.
Kadar
lengas di setiap tempat berbeda-beda karena beberapa faktor antara lain,
kandungan bahan induk dan bahan organic, kondisi iklim, dan kondisi topografi
tanah.
6. Berdasarkan
hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat kami
simpulkan bahwa sampel tanah Lombok Tengah memiliki persentase pasir 16,67%,
debu 33,33%, dan liat 50%, sehingga jenis tanah ini termasuk dalam tekstur
lempung. Pada sampel tanah KLU memiliki persentase pasir 66,7%, debu 18%, dan
liat 18% sehingga tanah jenis ini termasuk kedalam tekstur tanah Lempung
Berpasir.
7. Berdasarkan
hasil yang telah dieroleh pada praktikum Kemasaman Tanah (pH Tanah) ini, makan dapat
diketahui bahwa pH pada sampel tanah
Lombok Tengah adalah 7 yakni netral, sedangkan pH pada sampel tanah KLU adalah
6, yakni sedikit masam.
8.
Didapatkan
BJ KLU = 12,26 , BJ loteng = 11,5. Kerapatan butir tanah KLu lebih besar
dibandingkan Lombok tengah. Yang artinya tanah dilombok tengah lebih banyak
mengandung bahan organic dibandingkan tanah didaerah KLU.
9.
Didapatkan
BV KLU = 3,5 , BV loteng = 2,17. Kerapatan massa tanah KLU juga lebih besar
dibandingkan Lombok tengah. Artinya bahwa tanah Lombok tengah lebih bisa
mengikat air di dalam tanah dibandingkan dengan tanah dari KLU.
10. Porositas daerah Lombok tengah
memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan KLU. Sehingga banyak tanah di
lombok tengah termasuk remah, walaupun pada kenyataannya Lombok tengah
didominasi dengan tanah liat.
11. Batas
cair tanah KLU lebih rendah dari tana Loteng . BC tanah KLU sebesar 44,81% dan
tanah Loteng sebesar 55,08%
12. Kandungan
air pada setiap batas lekat , batas cair, batas gulung , dan batas berubah
warna berbeda-beda
13. Harkat
angka atterberg terendah terdapat pada batas lekat tanah Loteng sebesar 19,75%
14. Harkat
angka atterberg tertinggi terdapat pada batas cair tanah Loteng sebesar 54,1 %.
15. 1.Horizon
mempunyai 5 lapisan dengan kedalaman sampel tanah 90cm dan ketebalan setiap
horizon berdeda-beda.
16. 2.Kelas
tekstur pada lapisan 1 adalah liat dan mempunyai psersen praksi pasir 8,5%
,debu 37,6% dan liat 52,4%. Lapisan 2 dan
memiliki kelas tekstur ang sama yaitu lempung tetapi mempunyai % praksi
pasir, deb dan liat berbeda-beda . Pada lapisan ke 4 memiliki kelas tekstur
pasir berlempung sedangkan pada lapisan
ke 5 kelas teksturnya pasir dan memiliki % praksi pasir , debu dan liatberbeda-beda.
17. 3.Struktur
tanah pada lapisan 1 adalah remah sedangkan pada lapisan 2,3,4 dan 5 adalah
granula.
18. 4.Kemasan
tanah pada setiap lapisan yakni 6.
19. 5.Warna
tanah pada setiaplapian berbeda-beda.Dari lapian 1-5 yaitu warna tanah dari
gelap ke terang.Gelap artinya mengandung banyak bahan organic
20. 6.Jeluk
perakaran bisa menjangkau pada lapisan 1-3 , sedangkan pada lapsan ke 4 dan 5
tidak bisa karna banyaknya batuan , selain itu tidak terdapat kandungan bahan
organic yang membantu pertumbuhan perakaran.
21. 7.Tanaman
yang bisa tumbuh di lahan antara lain padi,kelapa, pisang, mangga, nangka ,
jambu, talas, papaya , palem dan paku.
22. 8.Tanah
pada lahan percobaan ini tidak mengandung bahan organic tetapi mengandung banya
air.
5.2.Saran
1. Sangat
penting mengetahui kadar lengas tanah karena pengaruhnya yang besar terhadap
pertanian. Oleh karena itu kita harus meningkatkan kemampuan kita mengenai
kadar lengas ini serta cara penetapannya dengan baik. Hal ini akan membantu
para petani untuk memajukan pertanian Indonesia melalui kita sebagai mahasiswa
penyuluh.
2. Setiap
jenis tanah dijaga unsur-unsur haranya dengan cara selalu mengadakan
pemeliharaan tanah dan tanaman sehingga bisa didapatkan produksi tanah yang
baik. Sebaiknya dalam memilih lahan untuk mengolah pertanian harus
memperhatikan masalah tekstur tanah. Sebab dengan melihat tekstur tanah, kita
dapat mengetahui kandungan bahan organik yang sesuai dengan tumbuhan serta
kemampuannya untuk menyimpan air.
3. Dalam
memilih tanah yang sesuai bagi tanaman, petani harus memilih struktur tanah yang
stabil dengan pori-poriyang sesuai, pori mikro yang terisi air, dan pori makro
yang terisi udara.
4. Mengetahui
pH tanah itu perlu, karena setiap tanah memiliki jenis pH yang berbeda. Dengan
mengetahui pH tanah, kita dapat menentukan jenis komoditi yang cocok sebagai
bahan tanam pada lahan tersebut agar hasil dapat maksimal.
5.
Sebaiknya petani harus mengetahui dan
memahami konsistensi tanah agar petani
tau jumlah air dan oksigen yang di perlukan tanaman untuk tumbuh dengan baik.
6. Sangat
penting untuk melakukan praktikum ini karna kita dapat mengetahui banyak hal
mengenai mulai dari kadar lengas tanah, struktur , teksur ,Ph dan warna tanah
untuk membantu para petani agar pertanin mju.Jadi perannya sangat penting di
ladang pertanian selain bisa memilih dan mengelola tanah dengan baik juga
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga meningkatkan produksi
pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Ali
Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta; CV Raja Grafindo
Persada.
Ariyanto,
Dwi.2010. Struktur Tanah. UNS.
Surabaya.
Asmiwarh.2010. Analisis kadar lengas tanah dengan metode Gips pada pertumbuhan tanaman cabai. Jurnal teknologi Pertanian Andalas.vol.14. .
Asmiwarh.2010. Analisis kadar lengas tanah dengan metode Gips pada pertumbuhan tanaman cabai. Jurnal teknologi Pertanian Andalas.vol.14. .
Asmiwarti.
2010. Analisa Kadar Lengas Tanah dengan
Metode Gips pada Pertumbuhan Tanaman
Cabai. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 14.
Buckmandan Brady, 2006. Batuan
Pembentuk Tanah. Jakarta ; CV Rajawali.
Darmawijaya,
M. Isa.2010. Klasifikasi Tanah. Universitas Gadjah Mada. Press. Yogyakarta.
Foth,
H. D.,2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.
Foth,H.D.1994.
Dasar-dasar ilmu tanah. University
press. Yogyakarta
Hakim,
N., M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis,dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung; Universitas
Lampung.
Hanafiah
, Ali kemas.2004. Dasar-dasar ilmu tanah.
Raja grafindo persada.Jakarta.
Hardejowigeno,s.1995.
Ilmu tanah . Akademika Pressindo
Jakarta.
Hardjawigeno,
H. Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: CV Akademika Pressindo.
Hardjowigeno,
sarwono. 1997. Ilmu Tanah. Rineka
Cipta. Jakarta.
Hardjowigeno,S.
1995. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Ressindo. Jakarta.
Hardjowigeno.
2006. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akadenika Pressindo, Jakarta.
Karta Saputra,
Mulyani Sutedjo. 1997. Pengantar Ilmu
Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Madjid.2007.
Dasar-dasar ilmu tanah. Gadja mada
University press Yogyakarta.
Masganti,T.
2002. Metode Pengukuran Kadar Air Tanah
Gambut. Jurnal Tanah dan Air
I : 42-48.
Mawardi,M.
2011. Tanah, Air, Tanaman Asas Irigasi dan Konservasi Air. Bursa Ilmu. Yogyakarta.
Muhsan,
Darmawijaya .1990. Klasifikasi tanah
. Gadja mada University press Yogyakarta.
Pairunan.
2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.
Sugeng,
P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, KTK dan KB. Jurusan TanahFakultas Pertanian Universitas Beawijaya. Malang.
Sutanto,R.
2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan
Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.
Tim
asisten .2010 . Penentu dasar-dasar ilmu
tanah .Jurusan ilmu tanah Fakultas Pertanian
Universitas Hasanudin.Makasar.
Tjasyono,
Banyong. 2008. Ilmu Tanah. UGM. Yogyakarta.
Yalius.1997. Dasar-dasar ilmu tanah . Badan
kerjasama Perguruan Tinggi Negara Unjung
Pandang
Komentar
Posting Komentar